Selasa, 14 Januari 2014

hipert



hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah  sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg.
Anti hipertensi =  obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi
Hipertensi esensial = hipertensi tanpa kelainan dasar patologi yang jelas
Hipertensi sekunder = hipertensi  renal, h. endokrin, kelainan syaraf pusat, obat-obatan
                                                   dan lain-lain.

BERDASARKAN TEMPAT REGULASI UTAMA
1.      Diuretik
Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah serta menurunkan resistensi perifel sehingga menambah efek hipotensinya.
Ø  Tiazid
Ø  Kuat
Ø  Hemat kalium
2.      P’hambat adregenik
Agonis adrenergik bekerja meningkatkan tekanan darah dengan merangsang jantung (reseptor ß1) dan/atau membuat konstriksi pembuluh darah perifer (reseptor α1). Pada pasien hipertensi, efek adrenergik dapat ditekan dengan menghambat pelepasan agonis adrenergik atau melakukan antagonisasi reseptor adrenergik.
Ø  P’hambat adenoreseptor alfa-beta
Ø  Adenolitik sentral
Ø  P’hambat saraf adrenogenik sentral
Ø  P’hambat saraf ganglion
3.      Vasolidator
Vasolidator berfungsi untuk mengendurkan otot polos arteri, menyebabkan mereka untuk membesar dan dengan demikian mengurangi resistensi terhadap aliran darah.
Ø  Hidralazin
Ø  Diazoksid (Hyperstat)
Ø  Minoksidil
Ø  Natrium Nitroprusid
4.      Ace-inhibitor & angitensin receptor blocker
Ø  Sistem Renin Angiotensin Aldosteron (SRAA)
Ø  Penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE-INHIBITOR)
Obat dalam golongan ini menghambat enzim pengubah angiotensin (ACE) yang nantinya akan menghambat pembentukan angiotensin II (vasokonstriktor) dan menghambat pelepasan aldosteron. Aldosteron meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Hipertensi ringan - berat
Ø  Antagonis reseptor angiotensin II
Sifatnya mirip penghambat ACE, bedanya adalah obat-obat golongan ini tidak menghambat pemecahan bradikin dan kinin-kinin lainnya, sehingga tampaknya tidak menimbulkan batuk kering parsisten merupakan alternatif yang berguna untuk pasien yang harus menghentikan penghambat ACE akibat batuk yang parsisten
5.      ANTAGONIS KALSIUM
Menurunkan kontraksi otot polos jantung dan atau arteri dengan mengintervensi influks kalsium yang dibutuhkan untuk kontraksi. Penghambat kalsium memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menurunkan denyut jantung. Volume sekuncup dan resistensi perifer.
Ø  Diltiazem        
Ø  Nifedipin        
Ø  Verapamil




Tidak ada komentar:

Posting Komentar