hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
>140 mmHg dan diastolik >90 mmHg.
Anti hipertensi = obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi
Hipertensi esensial = hipertensi tanpa kelainan dasar
patologi yang jelas
Hipertensi
sekunder = hipertensi renal, h. endokrin, kelainan syaraf pusat, obat-obatan
dan lain-lain.
BERDASARKAN TEMPAT REGULASI UTAMA
1.
Diuretik
Diuretik bekerja meningkatkan
ekskresi natrium, air dan klorida sehingga menurunkan volume darah dan cairan
ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah
serta menurunkan resistensi perifel sehingga menambah efek hipotensinya.
Ø Tiazid
Ø Kuat
Ø Hemat kalium
2. P’hambat adregenik
Agonis adrenergik bekerja meningkatkan tekanan
darah dengan merangsang jantung (reseptor ß1) dan/atau membuat konstriksi
pembuluh darah perifer (reseptor α1). Pada pasien hipertensi, efek adrenergik
dapat ditekan dengan menghambat pelepasan agonis adrenergik atau melakukan
antagonisasi reseptor adrenergik.
Ø P’hambat
adenoreseptor alfa-beta
Ø Adenolitik
sentral
Ø P’hambat
saraf adrenogenik sentral
Ø P’hambat
saraf ganglion
3. Vasolidator
Vasolidator
berfungsi untuk mengendurkan otot polos arteri, menyebabkan mereka untuk
membesar dan dengan demikian mengurangi resistensi terhadap aliran darah.
Ø Hidralazin
Ø Diazoksid (Hyperstat)
Ø Minoksidil
Ø Natrium Nitroprusid
4. Ace-inhibitor & angitensin
receptor blocker
Ø Sistem Renin Angiotensin Aldosteron (SRAA)
Ø
Penghambat Angiotensin Converting Enzyme
(ACE-INHIBITOR)
Obat dalam golongan
ini menghambat enzim pengubah angiotensin (ACE) yang nantinya akan menghambat
pembentukan angiotensin II (vasokonstriktor) dan menghambat pelepasan
aldosteron. Aldosteron meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Hipertensi ringan - berat
Ø
Antagonis reseptor angiotensin II
Sifatnya
mirip penghambat ACE, bedanya adalah obat-obat golongan ini tidak menghambat
pemecahan bradikin dan kinin-kinin lainnya, sehingga tampaknya tidak
menimbulkan batuk kering parsisten merupakan alternatif yang berguna untuk
pasien yang harus menghentikan penghambat ACE akibat batuk yang parsisten
5.
ANTAGONIS
KALSIUM
Menurunkan
kontraksi otot polos jantung dan atau arteri dengan mengintervensi influks
kalsium yang dibutuhkan untuk kontraksi. Penghambat kalsium memiliki kemampuan
yang berbeda-beda dalam menurunkan denyut jantung. Volume sekuncup dan
resistensi perifer.
Ø Diltiazem
Ø Nifedipin
Ø Verapamil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar