Anti
histamin
Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau efek
histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor-histamin.
Terbagi menjadi 2 antagonis reseptor-H1 (singkatnya disebut
H1-blockers atau antihistaminika) dan
antagonis reseptor H2 ( H2-blockers atau zat penghambat-asam).
H1 blockers
Antihistaminika klasik H1-blockers Antihistamin adalah zat-zat yang
dapat mengurangi atau menghalangi efek
histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor –histamin (penghambatan).
Efeknya adalah simtomatis
H2 blockers
Obat-obat ini menghambat reseptor H2 secara efektif sekresi asam
lambung yang meningkat akibat histamine, dengan jalan persaingan terhadap
reseptor-H2 di lambung. Efeknya adalah
berkurangnya hipersekresi asam klorida, juga mengurangi vasodilatasi dan
tekanan darah menurun
Macam :
A. Interfenid
Merupakan suatu derivat piperidin, struktur kimia.
Terfenidin diabsorbsi sangat cepat dan mencapai kadar puncak setelah 1-2 jam
pemberian
B.
Astemizol
Merupakan derivat piperidin yang dihubungkan dengan
cincin benzimidazol,struktur kimia. Astemizol pada pemberian oral kadar puncak
dalam darah akandicapai setelah 1 jam pemberian.
C. Mequitazin
Merupakan suatu derivat fenotiazin, Absorbsinya cepat
pada pemberian oral, kadar puncak dalam plasma dicapai setelah 6 jam pemberian.
D.
Loratadin
Adalah suatu derivat azatadin, Penambahan atom C1 meninggikan potensi dan
lama kerja obat loratadin. Absorbsinya cepat. Kadar puncak dicapai setelah 1
jam pemberian. Waktu paruh 8-11 jam, mula kerja sangat cepat dan lama kerja
adalah panjang.
Mekanisme kerja
Antihistamin
bekerja dengan cara menutup reseptor syaraf yang menimbulkan rasa gatal,
iritasi saluran pernafasan bersin, dan produksi lendir
Antihistamin menghambat efek histamin pada reseptor H1. Tidak
menghambat pelepasan histamin, produksi antibodi, atau reaksi antigen antibodi
Beberapa fenotiazin mempunyai sifat antihistamin yang kuat (hidroksizin
dan prometazin).
1)
Antihistamin H1
Meniadakan secara kompetitif kerja histamin pada reseptor
H1. Selain memiliki kefekantihistamin, hampir semua AH1 memiliki efek
spasmolitik dan anastetik lokal
2)
Antihistamin H2
Bekerja tidak pada reseptor histamin, tapi menghambat
dekarboksilase histidin sehinnga memperkecil pembentukan histamin jika pemberian
senyawa ini dilakukan sebelum pelepasan histamin. Tapi jika sudah terjadi
pelepasa histamin, indikasinya sama denfan AH 1.
Efek samping
-
Promethazine, antihistamin jenis fenotiazin yang
digunakan secara luas karena sifat antimuntah dan penenang yang
dimilikinya, telah dilaporkan menyebabkan agitasi, halusinasi, kejang, reaksi
distonik, sudden infant death syndrome, dan henti napas.
-
Efek lebih berat pd anak bawah 2 thn
Ø
Antihistamin
Generasi Pertama:
1.
Alergi – fotos ensitivitas, shock anafilaksis,
ruam, dan dermatitis.
2.
Kardiovaskular – hipotensi postural, palpitasi, refleks takikardia,
trombosis vena pada sisi
injeksi (1V Prometazin)
3.
stem Saraf Pusat – drowsiness, sedasi, pusing,
gangguan koordinasi, fatiguing,
bingung,
4.
reaksi extrapiramidal bisa saja terjadi pada
dosis tinggi
5.
Gastrointestinal – epigastric distress,
anoreksi, rasa pahit (nasal spray)
6.
Genitourinari – urinary frequency, dysuria,
urinary retention
7.
Respiratori – dada sesak, wheezing, mulut
kering, epitaksis dan nasal burning (nasal
spray)
Ø
Antihistamin generasi kedua mempunyai efek
samping antikolinergik lebih sedikit dan dianggap tidak menimbulkan efek
sedatif pada anak dalam dosis terapi
1.
Efek sedasi
2.
Gengguan psikomotor
3.
Gangguan kognitif
4.
Kardiotoksisitas
Ø
Antihistamin Generasi Kedua Dan Ketiga
1.
Alergi – fotosensitivitas, shock anafilaksis,
ruam, dan dermatitis.
2.
mengantuk/ drowsiness, sakit kepala, fatigue,
sedasi
3.
mulut kering
4.
nausea, vomiting, abdominal distress
(cetirizine, fexofenadine)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar